Sabtu, 01 Februari 2014
Bandung Tempo Doeloe
Tanpa terasa, kota Bandung sudak memasuki usia 200 tahun. Sebuah perjalanan yang sangat panjang dari wilayah yang sebelumya merupakan bagian dari belantara Dataran Tinggi Bandung. Namun, sejak dibukanya Jalan Raya Pos atau Grote Postweg yang membentang dari arah Barat ke Timur, wilayahnya mulai berkembang menjadi sebuah kota.
Perjalanannya yang sudah sangat jauh itu selalu menarik untuk di ungkapkan. Baik dalam bentuk kisah-kisah tertulis maupun lewat perjalanan menyusuri kota. Kedua hal itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pekembangan kota saat ini. Namun, ada satu hal yang membedakan.
Jika dulu jalan raya pos yang di bangun pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Hermawan Willem Daendels membuka isolasi Bandung sebagai pusat daerah Priangan dan kemudian dilanjutkan dengan pembukaan hubungan jalur kereta api Buitenzorg-Bandoeng dan Batavia-Bandoeng lewat Cikampek, maka kini jalan bebas hambatan Jakarta-Cikampek-Cileunyi menjadi penggantinya. Dengan berfungsinya jalan tersebut, hubungan Bandung-Jakarta makin lancar.
Bandung telah menjadi tujuan wisata karena beberapa pertimbangan. Kota ini relatif lebih sejuk dibanding Jakarta, sehingga wisatawan berbondong-bondong datang ke Bandung, terutama pada hari libur dan libur panjang. Implikasi makin lancarnya hubungan kedua kota itu secara langsung membawa dampak sangat luas. Sejak tahun 2005, kegiatan usaha di bidang perdagangan dan jasa telah berkembang pesat.
Bandung menyuguhkan obyek-obyek yang memiliki nilai sejarah yang umumnya terdiri dari museum-museum dan tempat-tempat bersejarah lainnya di kota Bandung. Urutan penempatannya dilakukan sedemikian rupanya sesuai dengan kedekatan letaknya. Bagian kedua merupakan tempat-tempat wisata ilmu pengetahuan dan seni.
Bagi mereka yang ingin tahu keadaan kota Bandung “tempo doeloe”, perjalanan wisata kota (city tour) yang singkat bisa dilakukan dengan jalan kaki. Dalam bagian ketiga, kita bisa menemukan pilihan sendiri. Artinya mana yang menjadi minat masing-masing. Mau tahu tentang bangunan tua, atau tentang Bandung sebagai kota taman (garden city)? Jika masih ada waktu luamg bersama keluarga, tidak ada salahnya melepas kepenatan di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang merupakan satu-satunya tempat pantas menjadi paru-paru kota.
Kunjungan ke Kota Bandung bersama keluarga, terutama dengan sikecil yang berusia tiga tahun ke atas, bisa juga di isi dengan wisata kuda tunggang di Jalan Ganesha dan Jalan Cilaki merupakan pilihan tersendiri. Selain murah, kegiatan ini bisa mendidik anak menambah keberaniannya. Anak bisa memiliki rasa lebih percaya diri.
Bandung memiliki tempat-tempat menarik yang selama ini banyak dikunjungi. Tempat-tempat wisata alam dan wisata agroyang belakangan ini mulai memperoleh perhataian. Tempa-tempat itu sebagian besar terletak di luar kota Bandung, tetapi masih termasuk Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Tetapi, wisata di kota Bandung bukan hanya menikmati panorama dan kekhasan alamnya. Sejak terjadinya krisis moneter tahun 1997, kota ini telah bangkit menjadi tempat wisata kuliner dan belanja. Pertumbuhan tempat-tempat kuliner dan tempat belanja yang memenuhi hampir sekujur tubuh kota. Bahkan jika dibanding dengan luas kotanya yang hanya 17.000 hektar lebih, kota Bandung kini sudah penuh dijejali tempat kuliner dan tempat belanja.
Investor seolah berlomba menanamkan invetasinya di bidang akomodasi (hotel, dan villa), sebaliknya nasib yang dialami dalam moda transportasi kereta api. Kereta Api Parahyangan yang pernah menjadi legenda, akhirnya hanya tinggal cerita. Sejarahnya berakhir pada tanggal 27 April 2010. Ironis memang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar