Bandung

time

Pages

Senin, 03 Maret 2014

Bandung tempo dulu

Bandung yang memiliki sebutan sebagai kota kembang dan Paris van Java ini merupakan kota yang memiliki sejuta pesona, baik dari sejarah, kebudayaan, kehidupan sosial, lingkungan dan keindahan alamnya. Secara history Kota Bandung memiliki gedung-gedung bersejarah yang sampai saat ini masih dipertahankan dengan baik, dan diperhatikan oleh sebuah LSM dengan nama Bandung Heritage yang merupakan paguyuban untuk melestarikan dan menjaga warisan budaya Kota Bandung khususnya bangunan-bangunan bersejarah sebagai apresiasi kecintaannya terhadap kota Bandung. dari sumber tersebut berikut foto-foto kota Bandung tempo dulu dan sedikit ulasan kota Bandung tempo dulu, yang mungkin bisa menimbulkan kenangan bagi siapapun yang pernah melewati kota Bandung pada saat itu.


Senin, 24 Februari 2014

GEDUNG MERDEKA BANDUNG TEMPO DULU



gedung merdeka bandung tempo dulu
GEDUNG MERDEKA BANDUNG TEMPO DULU


Sejarah Gedung Merdeka.
Gedung Merdeka di jalan Asia-Afrika Bandung,adalahbersejarah gedung yang pernah digunakan sebagai tempatKonferensi Asia Afrika tahun 1955. Kini gedung ini digunakan sebagai museum yang memamerkan berbagai benda koleksi dan foto Konferensi Asia- Afrika yang merupakan cikal bakal Gerakan Non-Blok pertama yang pernah digelar disini tahun 1955.

ARSITEKTUR BANGUNAN Bangunan ini dirancang pada tahun 1926 oleh Van Galen Last dan CP/ Wolff Schoemaker.Keduanya adalah Guru Besar pada Technische Hogeschool (Sekolah Teknik Tinggi),yaitu ITB sekarang,dua arsitektur Belanda yang terkenal pada masa itu,Gedung ini kental sekali dengan nuansa art deco dangedung megah ini terlihat dari lantainya yang terbuat dari marmer buatan Italia yang mengkilap,ruangan-ruangan tempat minum-minum dan bersantai terbuat dari kayu cikenhout, sedangkan untuk penerangannya dipakai lampu-lampu bias kristal yang tergantung gemerlapan. Gedung ini menempati areal seluas 7.500 m2. 

SEJARAH GEDUNG  MERDEKA 
Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 1895 dandinamakanSocieteit Concordia,dan pada tahun 1926 bangunan inidirenovasi seluruhnya oleh Wolff Schoemacher Aalbers dan VanGallen. Gedung Sociƫteit Concordia dipergunakan sebagai tempatrekreasi dan sosialisasi oleh sekelompok masyarakat Belandayang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya. Mereka adalahpara pegawai perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha, dankalangan lain yang cukup kaya. Pada hari libur, terutama malamhari, gedung ini dipenuhiatau oleh mereka untuk berdansa, menontonpertunjukan kesenian,makan malam.

Pada masa pendudukan Jepang gedung ini dinamakan Dai Toa Kamandengan fungsinya sebagai pusat kebudayaan.Pada masa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia padatanggal 17 Agustus 1945 gedung ini digunakan sebagai markas pemuda Indonesia guna menghadapi tentara Jepang yang pada waktuitu enggan menyerahkan kekuasaannya kepada Indonesia.Setelah pemerintahan Indonesia mulai terbentuk (1946 - 1950) yang ditandai oleh adanya pemerintahan Haminte Bandung, Negara Pasundan, dan Recomba Jawa Barat, Gedung Concordia dipergunakan lagi sebagai gedung pertemuan umum.disini biasa diselenggarakan pertunjukan kesenian, pesta, restoran, dan pertemuan umum lainnya.

Dengan keputusan pemerintah Republik Indonesia (1954) yangmenetapkan Kota Bandung sebagai tempat Konferensi Asia Afrika,maka Gedung Concordia terpilih sebagai tempat konferensitersebut. Pada saat itu Gedung Concordia adalah gedung tempat pertemuan yang paling besar dan paling megah di Kota Bandung Dan lokasi nya pun sangat strategis di tengah-tengah Kota Bandung serta dan dekat dengan hotel terbaik di kota ini,yaitu Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger.

Senin, 10 Februari 2014

Foto Kota Bandung

Bulan Oktober dan November yang lalu di Bandung diadakan festival komunitas kreatif yang bernama Helarfest (baca kegiatan ini di sini). Nah, panitia Helarfest memajang foto-foto Bandung tempo doeloe seukuran papan billboard. Foto-foto itu dipajang pada tiang penyangga jalan layang Pasupati di sepanjang jalan Cikapayang. Pengendara yang melewati jalan di bawah jembatan layang ini tentu dapat menikmati forto-foto besar yang menampilkan kota Bandung pada awal abad 20. Hingga sekarang foto-foto besar itu masih dipajang.
Kemarin saya menyempatkan diri turun dari kendaraan dan memfoto foto-foto yang menarik itu sepanjang jalan Cikapayang. Sebagai penggemar foto, saya sangat suka mengabadikan hal-hal menarik yang saya lihat sepanjang perjalanan. Berikut hasil jepretan saya (dengan kamera ponsel). Klik foto untuk melihat lebih besar.
1. Foto perempatan jalan A.Yani dan Jalan Riau (Martadinata) pada tahun 1920.

2. Jalan Riau pada tahun 1917.

3. Alun-alun Bandung pada tahun 1938.

4. Jalan Asia Afrika pada tahun 1920

5. Jalan Braga pada tahun 1911

6. Kampus ITB pada tahun 1920

7. Kologdom (markas militer) pada tahun 1923

8. Jalan antara Kopo dan Ciwidey pada tahun 1880

9. Masjid Agung dan alun-alun Bandung pada tahun 1890

10. Seputar GOR Saparua pada tahun 1930

11. Taman Balaikota pada tahun 1920


Senin, 03 Februari 2014

Braga Tempo Doeloe

Jalan Braga pada tahun 1910-an.
Hingga dekade 1910-an pada jaman Bandung Tempo Doeloe, Jalan Braga sebetulnya merupakan sebuah lintasan jalan yang asri. Sisi-sisi jalan masih rimbun oleh pepohonan berukuan sedang dan besar. Lintasan ini mulai banyak dibangun sarana rekreasi dan pembelanjaan bagi kalangan orang Eropa di Bandung.




Jalan Braga pada tahun 1920-an.
Memasuki tahun 1920-an, suasan asri beranjak berubah dari jalan ini. Pepohonan di kedua sisi Jalan Braga semakin berkurang digantikan oleh bangunan-bangunan toko yang diperbarui dan berderet di sepanjang jalan.
Bangunan-bangunan baru tersebut lebih banyak berdiri persis di tepi jalan dan tidak lagi memiliki pekarangan. Berbagai aktivitas baru segera menjadikan suasana Jalan Braga jauh lebih ramai dari sebelumnya.
Ruas jalan ini kelak dikenal orang sebagai kompleks pertokoan modern yang paling bergaya di seantero Hindia.

Cihampelas Tempo Doeloe



 


Cihampelas Bandung 1913awasan Cihampelas merupakan salah satu ikon Kota Bandung yang terkenal sebagai pusat jins. Sejak tahun 2004 di kawasan ini terdapat kompleks perbelanyaan “Cihampelas Walk” alias “Ciwalk” yang sudah terkenal kemana-mana. Pada jaman dahulu, Cihampelas merupakan desa yang nyaman. Daerahnya tenang, udaranya segar. Menurut cerita, jalan tersebut dinamakan Cihampelas karena disana bayak terdapat pohon hampelas. Nama pohon itu diambil karena salah satu sisi daunnya kasar sehiga menyerupai kertas ampelas yang biasa digunakan untuk memperhalus permukaan kayu.

Pada awal 1900an di Cihampelas terdapat salah satu jalan bernama Tjihampelaslaan (= Jalan Cihampelas) tetapi lokasi berbeda dengan Jl Cihampelas yang modern (yang melewati Ciwalk) yang pada awal tahun 1900an bernama Lembangweg (= Jalan Lembang). Tjihampelaslaan yang asli kini bernama Taman Hewan (sambungan Jl Siliwangi) mungkin karena terdapat kebun binatang di dekat situ. Taman Hewan tersebut menyeberangi Sungai Cikapundung, dekat pemandian Cihampelas. Daerah di sekitar situ adalah lokasi yang digambarkan di kartu pos ini.

Kartu pos dibuat dari foto hitam-putih yang diberi warna secara manual. Lima orang Eropa sedang berplesir ke Sungai Cikapundung. Mungkin foto merupakan potret keluarga. Mereka memakai baju yang terlalu bagus untuk tempat basah seperti ini kecuali cowok di sebelah kanan yang sudah lepaskan sepatu dan kaki celana digulung. Foto mengarah ke utara dengan gunung Tangkuban Perahu sebagai latar belakangnya. Sekarang daerah ini sudah menjadi pemukiman kumuh yang padat dan pemandangan indah seperti di kartu pos tidak ada lagi.

Sabtu, 01 Februari 2014

Bandung Tempo Doeloe







Tanpa terasa, kota Bandung sudak memasuki usia 200 tahun. Sebuah perjalanan yang sangat panjang dari wilayah yang sebelumya merupakan bagian dari belantara Dataran Tinggi Bandung. Namun, sejak dibukanya Jalan Raya Pos atau Grote Postweg yang membentang dari arah Barat ke Timur, wilayahnya mulai berkembang menjadi sebuah kota.

Perjalanannya yang sudah sangat jauh itu selalu menarik untuk di ungkapkan. Baik dalam bentuk kisah-kisah tertulis maupun lewat perjalanan menyusuri kota. Kedua hal itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pekembangan kota saat ini. Namun, ada satu hal yang membedakan.

Jika dulu jalan raya pos yang di bangun pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Hermawan Willem Daendels membuka isolasi Bandung sebagai pusat daerah Priangan dan kemudian dilanjutkan dengan pembukaan hubungan jalur kereta api Buitenzorg-Bandoeng dan Batavia-Bandoeng lewat Cikampek, maka kini jalan bebas hambatan Jakarta-Cikampek-Cileunyi menjadi penggantinya. Dengan berfungsinya jalan tersebut, hubungan Bandung-Jakarta makin lancar.

Bandung telah menjadi tujuan wisata karena beberapa pertimbangan. Kota ini relatif lebih sejuk dibanding Jakarta, sehingga wisatawan berbondong-bondong datang ke Bandung, terutama pada hari libur dan libur panjang. Implikasi makin lancarnya hubungan kedua kota itu secara langsung membawa dampak sangat luas. Sejak tahun 2005, kegiatan usaha di bidang perdagangan dan jasa telah berkembang pesat.

Bandung menyuguhkan obyek-obyek yang memiliki nilai sejarah yang umumnya terdiri dari museum-museum dan tempat-tempat bersejarah lainnya di kota Bandung. Urutan penempatannya dilakukan sedemikian rupanya sesuai dengan kedekatan letaknya. Bagian kedua merupakan tempat-tempat wisata ilmu pengetahuan dan seni.

Bagi mereka yang ingin tahu keadaan kota Bandung “tempo doeloe”, perjalanan wisata kota (city tour) yang singkat bisa dilakukan dengan jalan kaki. Dalam bagian ketiga, kita bisa menemukan pilihan sendiri. Artinya mana yang menjadi minat masing-masing. Mau tahu tentang bangunan tua, atau tentang Bandung  sebagai kota taman (garden city)? Jika masih ada waktu luamg bersama keluarga, tidak ada salahnya melepas kepenatan di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang merupakan satu-satunya tempat pantas menjadi paru-paru kota.

Kunjungan ke Kota Bandung bersama keluarga, terutama dengan sikecil yang berusia tiga tahun ke atas, bisa juga di isi dengan wisata kuda tunggang di Jalan Ganesha dan Jalan Cilaki merupakan pilihan tersendiri. Selain murah, kegiatan ini bisa mendidik anak menambah keberaniannya. Anak bisa memiliki rasa lebih percaya diri.

Bandung memiliki tempat-tempat menarik yang selama ini banyak dikunjungi. Tempat-tempat wisata alam dan wisata agroyang belakangan ini mulai memperoleh perhataian. Tempa-tempat itu sebagian besar terletak di luar kota Bandung, tetapi masih termasuk Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Tetapi, wisata di kota Bandung bukan hanya menikmati panorama dan kekhasan alamnya. Sejak terjadinya krisis moneter tahun 1997, kota ini telah bangkit menjadi tempat wisata kuliner dan belanja. Pertumbuhan tempat-tempat kuliner dan tempat belanja yang memenuhi  hampir sekujur tubuh kota. Bahkan jika dibanding dengan luas kotanya yang hanya 17.000 hektar lebih, kota Bandung kini sudah penuh dijejali tempat kuliner dan tempat belanja.

Investor seolah berlomba menanamkan invetasinya di bidang akomodasi (hotel, dan villa), sebaliknya nasib yang dialami dalam moda transportasi kereta api. Kereta Api Parahyangan yang pernah menjadi legenda, akhirnya hanya tinggal cerita. Sejarahnya berakhir pada tanggal 27 April 2010. Ironis memang.